Barometerkaltim.id – Maraknya kasus asusila menimpa banyak anak usia di bawah umur, membawa kekhawatiran seluruh pihak, terutama orang tua. Khawatir anaknya menjadi salah satu mangsa tindakan kejam ini, orang tua berharap ada solusi yang menembus akar.
Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2024-2029 Darlis Pattalongi menyampaikan adanya program Pendidikan Moral Pancasila (PMP), yang dikembalikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu’ti adalah salah satu solusi untuk menangkal perilaku menyimpang sejak dini.
PMP adalah mata pelajaran wajib yang diajarkan pada masa Orde Baru yang telah lama dihentikan. Namun, Abdul Mu’ti membawanya kembali dengan tujuan untuk meningkatkan kembali moral berlandaskan Pancasila kepada anak.
“Saya apresiasi sekali langkah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah,” ujarnya, Jum’at (8/11/2024).
Menurut Darlis, pendidikan moral harus diberikan kepada anak sejak dini dimulai dari bangku Sekolah Dasar (SD) agar pendidikan ini mengakar hingga ia dewasa nanti.
Pendidikan moral, dilanjutkannya, harus berkelanjutan. Apabila hanya dimantapkan saat SD dan tidak lagi diterapkan saat jenjang sekolah lainnya, maka tidak akan banyak mempengaruhi anak.
“Ini adalah sebuah investasi jangka panjang dan tidak bisa kalau tidak sampai berkelanjutan,” tuturnya.
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pasti memiliki moral yang sejalan dengan ilmunya. Dewasa ini, keilmuan lebih dikejar banyak pihak tanpa memperdulikan moral. Padahal, menurut Darlis, moral jauh di atas ilmu.
“Yang bermoral pasti lebih baik dari yang berilmu. Ada ilmu, tidak ada moral, pasti hanya omong kosong saja,” sebutnya.
Dirinya berharap dengan ada PMP di sekolah, perilaku menyimpang bisa dihentikan. Tak hanya itu, ia berharap dengan diperkuatnya moral pada anak, bangsa ini mampu mencetak generasi yang berkualitas.
“PMP ini diharapkan bisa meningkatkan moral anak, supaya bangsa kita punya SDM yang berkualitas,” tutupnya.