Barometerkaltim.id – Dalam rangka menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (HBKN Nataru) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan Balikpapan menyiapkan uang tunai sebesar Rp2,85 triliun.
Kepala BI Perwakilan Kaltim, Ricky P Gozali, mengatakan hal ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang diprakirakan akan meningkat di Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Jika dibanding dengan realisasi tahun sebelumnya maka jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp237 miliar atau setara dengan 9,07 persen.
“Peningkatan ini mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat, perkiraan belanja pemerintah, realisasi bantuan langsung tunai dan peningkatan transaksi pada HBKN Nataru,” sebutnya, Rabu (28/12/2022).
“Uang tunai yang disiapkan tersebut terdiri dari Rp74 milyar Uang Pecahan Kecil (UPK) dan Rp2,77 triliun Uang Pecahan Besar (UPB),” sambungnya.
Dilanjutkan Ricky, penyediaan uang tunai tersebut telah mempertimbangkan berbagai asumsi makro ekonomi terkini dan proyeksi perekonomian ke depan.
Pada HBKN Nataru, pemenuhan kebutuhan uang tunai kepada masyarakat difokuskan melalui loket di perbankan.
Bank Indonesia juga telah menghimbau kepada seluruh perbankan untuk menyediakan pecahan uang yang dibutuhkan oleh masyarakat atau nasabah.
“Serta memastikan ketersediaan uang tunai di masing-masing Anjungan Tunai Mandiri (ATM) perbankan sampai dengan akhir tahun 2022,” ucapnya.
Ketersediaan tersebut tidak hanya secara jumlah tetapi juga terkait dengan pecahan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Guna memenuhi kebutuhan uang tunai tersebut, Kantor Perwakilan BI Kaltim dan Kantor Perwakilan BI Balikpapan telah menyuplai uang layak edar ke seluruh jaringan kantor perbankan di wilayah Benua Etam.
“Sebanyak Rp2,12 triliun sampai dengan tanggal 23 Desember 2022. Tambahan uang layak edar dengan berbagai pecahan tersebut telah menyesuaikan data historis kebutuhan uang kartal di tahun sebelumnya dan menghitung proyeksi kebutuhannya di tahun ini,” jelasnya.
Disampaikan juga, dalam rangka mendukung perluasan digitalisasi Bank Indonesia juga menghimbau masyarakat untuk menggunakan transaksi non-tunai (digital banking), uang elektronik, QRIS, dan BI-FAST) yang lebih efisien dan aman.