Dorong Reboisasi Sebagai Solusi Pencegahan Banjir dan Kerusakan Ekosistem

Foto: Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Sugiyono.(Barometerkaltim.id/Yhon)

Barometerkaltim.idAnggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Sugiyono, menekankan pentingnya upaya reboisasi sebagai langkah strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah bencana ekologis seperti banjir. Dalam pandangannya, menjaga hutan dan menanam kembali pohon merupakan langkah paling mendasar dan logis dibandingkan mengandalkan pengerukan sungai yang memerlukan biaya besar serta kajian teknis yang kompleks.

“Yang seharusnya dilakukan itu ya reboisasi, menanam untuk penguatan tanah supaya hujan dari langit enggak langsung turun ke sungai,” ujarnya, belum lama ini.

Sugiyono menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan telah mempercepat aliran air hujan langsung ke sungai, menyebabkan sedimentasi yang kian masif di Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Hal inilah yang menurutnya harus segera ditangani secara menyeluruh dan terpadu.

“Harus disadari oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, bahwa menjaga lingkungan adalah bentuk tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Menurutnya, pelestarian lingkungan bukan hanya urusan satu dinas atau program jangka pendek. Ia meminta agar kebijakan terkait penghijauan dan penataan ruang diperkuat dengan pengawasan dan partisipasi aktif dari masyarakat.

“Kesadaran kolektif ini penting. Kalau kita terus-terusan mengunduli hutan, kita sendiri yang akan merasakan dampaknya. Maka, kuncinya adalah reboisasi,” ungkapnya.

Sugiyono menambahkan bahwa Pemprov Kaltim harus lebih serius dalam menyusun program lingkungan yang berkelanjutan, tidak sekadar kegiatan simbolis. Ia juga mendorong agar pemerintah menggandeng perguruan tinggi, komunitas pecinta alam, dan perusahaan yang bergerak di sektor ekstraktif untuk berkontribusi dalam pemulihan lingkungan. Menurutnya, upaya penghijauan tidak akan efektif jika hanya mengandalkan dana APBD tanpa keterlibatan multipihak.

“Kalau semua ikut bergerak, hasilnya akan terasa. Tapi kalau hanya sebatas wacana, Mahakam akan terus terancam,” tutup Sugiyono.(Adv/dprdkaltim/yhon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *