BI Lihat Dua Potensi UMKM Provinsi Kaltim, Ekspor UMKM Batik dan Kopi Asal Didorong Masuk Pasar Global

Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, Ricky Perdana Gozali beserta stakeholder terkait saat berfoto bersama dengan para peraga busana Batik Kaltim dalam gelaran ”Kaltim Paradise of The East”, Jumat (9/12/2022) di Big Mall, Kota Samarinda.

Barometerkaltim.id – Ekspor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) batik dan kopi asal Provinsi Kalimantan Timur didorong bisa masuk pasar global (dunia).

Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur, Ricky Perdana Gozali melihat dua potensi UMKM ini bisa menjadi produk lokal bernilai tinggi.

Dua produk unggulan disebut Ricky dalam gelaran khusus UMKM garapan pihaknya bertema ”Kaltim Paradise of The East”, Jumat (9/12/2022) di Big Mall, Kota Samarinda, yaitu Batik dan Kopi Kaltim.

Batik, kata Ricky, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh dunia, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan baik budaya dan non-bendawi.

“Batik tidak lagi dianggap fashion atau kuno, tetapi menjadi komoditas bernilai dan memiliki potensi untuk dikembangkan secara luas menjadi produk bernilai tinggi,” sebut Ricky.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, industri Batik Nasional saat ini mencapai dan memiliki 47.000 unit usaha yang didominasi oleh UMKM.

Serta mampu menyerap tenaga kerja hingga 200 ribu orang.

Nilai ekspor dari industri Batik Nasional pada semester 1 Tahun 2022 juga terbilang tinggi dengan capaian 27,4 juta Dollar AS.

“Karenanya selama Tahun 2022 ini Kantir Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim melaksanakan program pengembangan Batik Kaltim bersama dengan Pemerintah Daerah, desainer internasional dan Balai Besar Kerajinan untuk meningkatkan daya saing dan nilai jual,” jelasnya.

Mendukung upaya ekspor UMKM yang berkelanjutan, pihaknya juga turut mengembangkan komoditas kopi.

Kopi, kerajinan dan fashion, Bank Indonesia Kaltim telah melakukan sinergi pengembangan UMKM ekspor yang mencatat delapan eksportir baru dengan total transaksi Rp6,8 miliar.

“Program ekspor Kaltim preneurs sebagai salah satu produk unggulan ekpor dari Indonesia, kopi Kaltim memiliki potensi untuk dikembangkan dan mendapat eksposur dari pegiat kopi,” ujar Ricky.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, berbicara tentang Batik Kaltim sangat luas bahkan kini telah mencakup di 10 Kabupaten/Kota dengan kreasinya masing-masing.

“Barangkali dapat dikatakan kalau kita punya kesempatan Pak Ricky, untuk menghadirkan Batik Kaltim yang rasa-rasanya 10 Kabupaten/Kota ini sudah memiliki batik dengan ciri khas masing-masing,” ungkapnya.

Batik yang merupakan sebuah warisan budaya yang dikembangkan baik berasal dari warisan budaya setempat maupun batik Kaltim terinspirasi dari kearifan lokal yang ada.

Sri Wahyuni menyampaikan setidaknya Batik Kaltim ada Batik Melayu dari Kutai Kartanegara, Batik Beras Basah dari Bontang, Batik kaltim ecoprint di Berau dan Paser, Batik Rusa di Penajam Paser Utara serta beberapa daerah lainnya.

“Semua daerah berusaha untuk mengangkat kearifan lokal, dituangkan dalam desain batik nah suatu saat ini juga menjadi impian kita bagaimana nanti Batik bisa dikenal lebih dulu oleh Masyarakat Kaltim kemudian oleh masyarakat nasional bahkan internasional,” harapnya.

Batik kaltim juga diharapkan Sri Wahyuni bisa hadir di E-Katalog Pemprov Kaltim sehingga semua masyarakat, hingga unsur pemerintah sampai Forkopimda.

“Jadi bisa ketika kita menghadiahkan souvenir batik kepada tamu kita,” sebutnya.

Harapan Pemprov Kaltim, sendiri, lanjut Sri Wahyuni, dalam berbagai kegiatan batik dari 10 daerah di Kaltim dengan ciri khas masing-masing bisa dihadirkan.

Serta lenyebutan Batik Kaltim tidak hanya satu jenis, sehingga jika bicara Batik Kaltim yang dulu menyebut konotasinya adalah satu jenis batik bentuk mencirikan ornamen Kaltim, tetapi sekarang bicara Batik Kaltim ada 10 minimal 10 jenis batik yang diinisiasi oleh 10 kabupaten.

“UMKM Kaltim hendaknya tidak berhenti sampai di sini tetapi terus mengembangkan diri dan silahkan nanti memberikan masukan kepada kami melalui Dinas terkait, Dekranasda dan Bank Indonesia untuk penguatan UMKM, agar yang punya kapasitas yang berkualitas dan yang naik kelas jumlahnya tidak terbatas,” pungkas Sri Wahyuni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *