Barometerkaltim.id, Kaltim – Di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang, Desa Gunung Putar menjadi ruang belajar bersama bagi warga untuk menanamkan kembali nilai-nilai demokrasi. Pada Senin (06/10/2025), Anggota Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Timur, H. Andi Faisal Assegaf, S.Sos., M.Si., menghadirkan kegiatan Penguatan Demokrasi Daerah ke-9 sebagai upaya memperkuat kesadaran politik masyarakat desa secara partisipatif.
Acara yang berlangsung di Balai Desa Gunung Putar, Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, dimulai pukul 10.00 WITA dan dihadiri oleh puluhan warga, tokoh masyarakat, serta perangkat desa. Dengan pendekatan dialog terbuka, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, Achmad Hartono, S.Sos., M.Si., selaku Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan pada Kesbangpol Kabupaten Paser, dan Hendri Sutrisno, S.H., S.Sos., seorang praktisi hukum dan pemerhati kebijakan publik, serta dimoderatori oleh Ahmad Syafik.
Dalam sambutannya, H. Andi Faisal Assegaf menegaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai demokrasi hingga ke tingkat desa. Menurutnya, desa merupakan ruang sosial yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga menjadi tempat ideal untuk memperkuat partisipasi publik dan budaya musyawarah.
“Demokrasi harus tumbuh dari bawah. Dari desa seperti Gunung Putar inilah semangat partisipasi warga dan gotong royong bisa dijadikan fondasi demokrasi yang kokoh,” ujarnya.
Andi Faisal menambahkan bahwa penguatan demokrasi di daerah menjadi bagian dari tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
“Kita ingin masyarakat desa menjadi subjek, bukan objek politik. Masyarakat harus aktif, kritis, namun tetap santun dalam menyampaikan pendapat,” katanya.
Narasumber pertama, Achmad Hartono, menjelaskan bahwa demokrasi bukan hanya urusan politik elektoral, tetapi juga tata kelola kehidupan sosial yang transparan dan inklusif. Ia menekankan pentingnya kesadaran politik masyarakat agar tidak mudah dipengaruhi oleh kepentingan sesaat.

“Demokrasi adalah cara kita mengelola perbedaan dengan kepala dingin. Partisipasi aktif warga dalam mengawasi jalannya pemerintahan adalah bagian dari hak politik yang harus dijaga,” bebernya.
Ia juga menyoroti perlunya pendidikan politik berkelanjutan agar masyarakat semakin paham dari berbagai sudut pandang.
“Literasi politik menjadi benteng terhadap disinformasi dan politik uang. Semakin masyarakat memahami proses politik, semakin kuat pula demokrasi kita di tingkat lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Hendri Sutrisno, S.H., S.Sos., selaku praktisi hukum dan pemerhati kebijakan publik, menegaskan bahwa demokrasi sejati tidak bisa berjalan tanpa keadilan hukum dan etika politik.
“Demokrasi yang sehat harus berlandaskan hukum dan moralitas. Ketika warga paham aturan dan menghargai proses, maka potensi konflik politik dapat diminimalkan,” jelasnya.
Hendri juga mendorong peran aktif generasi muda dalam mengawal nilai-nilai demokrasi di tingkat desa.
Menurutnya, keterlibatan pemuda penting untuk memastikan pemerintahan desa berjalan transparan dan responsif.
“Pemuda adalah penjaga masa depan demokrasi. Mereka harus menjadi bagian dari proses, bukan sekadar penonton,” tegasnya.
Moderator Ahmad Syafik memandu jalannya kegiatan dengan gaya yang komunikatif, mendorong warga untuk berdialog terbuka. Beragam isu disoroti, mulai dari transparansi anggaran desa, pemilihan kepala desa, hingga peran perempuan dalam pengambilan keputusan publik.
Keterlibatan peserta menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap isu demokrasi di lingkup lokal. Acara yang berlangsung hingga siang hari ini berjalan lancar dan penuh semangat kebersamaan.
Antusiasme warga menandakan bahwa demokrasi bukan hanya konsep politik, tetapi bagian dari kehidupan sosial yang bisa dijalankan di mana saja, termasuk di pelosok desa.
Di akhir kegiatan, H. Andi Faisal Assegaf menutup dengan pesan inspiratif agar warga terus menjaga nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Demokrasi bukan milik elit, tapi milik rakyat. Mari kita rawat dengan musyawarah, kejujuran, dan rasa saling menghormati,” pungkasnya.






