Berakhirnya bulan suci Ramadhan di Indonesia memiliki tradisi unik untuk bersilaturahmi bersama keluarga dengan mudik atau pulang ke kampung halaman. Pelaksanaan mudik di Indonesia bersamaan dengan Bulan Hijriah 1 Syawal yang dikenal dengan hari raya Idul Fitri. Faktanya, tradisi mudik tidak hanya dilakukan di Indonesia.
Beberapa negara lain juga menyemarakkan hari raya Idul Fitri dengan melakukan mudik. Namun, beragam negara memiliki bermacam budaya dalam merayakannya. Keberagaman demografi, agama, suku bermacam-macam pula perayaan hari raya, mudik, dan cara berbagi.
Selain itu, kebiasaan dalam lebaran tidak dapat terlepas dengan berbagi rezeki. Bagi-bagi ‘THR’ ternyata tidak hanya dilaksanakan di Indonesia dalam merayakan hari raya. Banyak negara-negara lain juga melaksanakan dengan gayanya sendiri. Simak gaya mudik lebaran, makanan khasnya, hingga cara bagi ‘THR’ negara-negara berikut!
Malaysia
Negara tetangga Indonesia ini memiliki kesamaan kebudayaan dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Malaysia memiliki kesamaan demografi dari segi kemiripan bahasa, ras Melayu, dan mayoritas masyarakat beragama Islam.
Mudik lebaran di Malaysia juga dilaksanakan bagi perantau yang bekerja di luar kota untuk kembali ke kampung halaman bertemu keluarga. Namun, perbedaan budaya perayaan hari raya ini berupa penamaannya yaitu balik kampung, bukan mudik.
Turki
Perayaan Idul Fitri di Turki merupakan sebuah tradisi sejak abad ke-18. Tradisi ini memiliki nama Seker Bayrami dari Bahasa Turki yaitu Seker yang berarti manisan dan Bayram berarti hari libur nasional.
Seker Bayrami dapat diartikan sebagai perayaan hari libur dengan menggunakan hidangan manis. Kuliner lebaran ini memiliki perbedaan dengan budaya di Indonesia yang dimeriahkan dengan masakan khas ketupat dan opor, sedangkan Turki berupa coklat, permen, roti manis, dan banyak lagi.
China
Pelaksanaan mudik di China dirayakan pada tahun baru China atau Hari Raya Imlek. Tradisi ini merupakan perayaan umat Konghucu Tionghoa. Hari raya ini dilaksanakan selama 15 hari yang ditutup dengan melaksanakan Cap Go Meh.
Tradisi Imlek dilaksanakan dengan meletakkan lentera dan gulungan kertas merah. Perayaan dimeriahkan dengan barongsai, pembagian angpao, kumpul keluarga, dan beribadah.
Korea Selatan
Budaya mudik di Korea Selatan dilaksanakan pada Chuseok atau festival musim panas yang Bernama Hangawi. Hari besar ini dilaksanakan di tengah-tengah musim gugur pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender Lunar.
Tradisi ini dilaksanakan dengan memanfaatkan hari libur untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Kuliner khas festival ini dengan makanan khusus, yaitu songpyeon jajanan berupa kue beras.
Berbagi selama hari raya tidak hanya terjadi di Indonesia dengan berbagi THR, tetapi tradisi di Korea Selatan dilaksanakan dengan pemberian hadiah pada kerabat dan juga rekan bisnis.
Mesir
Mesir sebagai salah satu negara di Timur Tengah juga melaksanakan tradisi mudik. Namun, perbedaan perayaan ini dengan di Indonesia adalah waktu pelaksanaannya. Saat Idul Fitri, Mesir hanya merayakan dengan hari raya kecil. Mesir melaksanakan mudik pada hari besar lainnya.
Kesamaan perayaan Idul Fitri Mesir dan Indonesia yaitu membeli baju baru, membersihkan rumah, dan membeli jajan ringan dan manis untuk dimakan setelah Solat Id.
India
Budaya mudik di India memiliki perbedaan pada masa pelaksanaannya. India yang mayoritas beragama Hindu melaksanakan festival lampu yaitu Dilwali atau Devpali. Perayaan ini dilaksanakan pada bulan Oktober atau November.
Pelaksanaan festival ini dilaksanakan pada kalender Hindu Bulan Ashwayuja selama lima hari berturut-turut. Festival ini merayakan kembalinya Dewa Rama dengan istrinya Dewi Sinta Devi setelah diasingkan selama 14 tahun.
Festival Dilwali dilaksanakan dengan menghiasi menggunakan lampu lampion dengan gemerlap kembang api. Masyarakat juga menyalakan lampu dari tanah liat menggunakan minyak tradisional.
