Barometerkaltim.id – Persoalan listrik di wilayah pedalaman Penajam Paser Utara (PPU) kembali menjadi sorotan dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Syahariah Mas’ud, mengaku prihatin setelah melihat langsung kondisi masyarakat yang hingga kini masih bergantung pada mesin genset dengan pasokan terbatas.
Dalam kunjungan resesnya di Desa Air Mati, Syahariah mendapati masyarakat hanya bisa menikmati listrik dengan waktu terbatas. Bahkan, ketika ada hajatan keluarga, warga harus menambah biaya untuk memperpanjang nyala genset.
“Waktu saya turun reses, kebetulan lampu padam. Kepala desa bilang, listrik di sana pakai mesin dengan jadwal tertentu. Kalau ada acara malam hari, warga harus bayar tambahan untuk beli solar agar lampu tetap menyala sampai jam dua pagi,” jelas Syahariah.
Menurutnya, situasi seperti ini tidak pantas lagi terjadi di era sekarang, apalagi Kaltim adalah daerah dengan anggaran besar.
“Masa di zaman sekarang masih ada kampung yang gelap gulita. Padahal daerah kita ini kaya dan anggaran juga besar. Harus ada langkah konkret dari pemerintah untuk memastikan listrik bisa masuk hingga ke pedalaman,” tegasnya.
Ia meminta pemerintah provinsi maupun kabupaten segera menaruh perhatian khusus.
“Kita tidak bisa terus membiarkan saudara-saudara kita hidup dalam keterbatasan. Listrik adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi,” pungkasnya.






