Barometerkaltim.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Sapto Setyo Pramono, menekankan pentingnya percepatan pembangunan jalan trase yang akan menjadi jalur penghubung antara Samarinda dan Bandara APT Pranoto via Batubesaung.
Dalam upaya ini, Sapto mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kaltim untuk segera memulai pelaksanaan proyek strategis ini.
“Anggaran sebesar Rp60 miliar telah dialokasikan dalam APBD Kaltim 2024 untuk memastikan proyek ini berjalan lancar,” ungkap Sapto, Sabtu (2/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa pada awalnya, proyek ini direncanakan sebagai proyek multi-tahun, namun rencana tersebut tidak mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Akhirnya, proyek ini akan diselesaikan dalam satu tahun anggaran pada 2024.
Jalur trase tersebut, disebutkannya, dimulai dari kawasan Jalan HM Ardans di Sempaja Utara dan akan berlanjut hingga simpangan menuju Bandara APT Pranoto serta Sambera.
Sapto juga menyampaikan bahwa sebagian besar jalur sudah tersedia, sehingga pekerjaan yang tersisa akan meliputi pelebaran jalan, peningkatan kualitas, serta pembebasan lahan di beberapa titik.
Kendati demikian, ia menyayangkan belum adanya laporan terbaru mengenai progres proyek dari pihak PUPR.
Pembangunan jalan ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dalam kota Samarinda dan mengalihkan kendaraan besar ke rute alternatif menuju APT Pranoto dan Sambera. Dengan demikian, kepadatan di jalur-jalur utama kota seperti Jalan KH Wahid Hasyim, PM Noor, dan DI Panjaitan yang sering kali macet dan banjir akan berkurang.
“Jika trase ini selesai dibangun, kendaraan berat menuju Bontang, Kutim, dan Muara Badak tidak akan lagi membebani jalan dalam kota. Jalur ke Bandara APT Pranoto pun akan lebih lancar tanpa terganggu banjir di sekitar Jalan DI Panjaitan,” jelas Sapto.
Sapto optimis proyek jalan trase ini bisa rampung dalam tiga tahun, membawa manfaat besar bagi kelancaran lalu lintas di Samarinda.