Barometerkaltim.id – Pemerintah daerah didesak segera menyusun data yang akurat dan menyeluruh tentang pemuda di Kalimantan Timur. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin, menilai bahwa tanpa pemetaan potensi dan sebaran komunitas pemuda, banyak program kepemudaan hanya akan mengambang dan tidak efektif.
Ia menyampaikan bahwa salah satu kelemahan besar dalam pembinaan pemuda saat ini adalah tidak adanya sistem yang mengintegrasikan jumlah, persebaran, dan karakteristik pemuda berdasarkan wilayah. Padahal, hal tersebut penting untuk mengarahkan dukungan sesuai kondisi dan kekuatan masing-masing daerah.
“Ruang-ruang mereka itu harusnya terstruktur. Harus ada database, baik komunitasnya maupun jumlah pemudanya. Kalau itu dilakukan, baru kita bisa mendesain program berdasarkan potensi lokal,” ungkap Fuad, pada Kamis (12/06/2025).
Menurutnya, pendekatan berbasis potensi lokal akan jauh lebih efektif ketimbang membuat program yang sifatnya seragam di seluruh wilayah. Dengan memahami latar belakang daerah masing-masing, pemuda bisa diarahkan untuk berkontribusi langsung pada pembangunan berbasis keunggulan wilayah.
“Setiap kabupaten dan kota itu punya potensi masing-masing. Kalau data lengkap, kita bisa mendropping program yang sesuai. Sayang kalau bonus demografi kita lewat begitu saja karena salah pendekatan,” tambahnya.
Fuad juga mengingatkan bahwa pemuda yang tidak mendapatkan ruang dan peran strategis di wilayahnya akan sulit bersaing dalam pasar tenaga kerja yang makin kompetitif. Apalagi, menjelang tahun 2030, Indonesia diperkirakan memasuki puncak bonus demografi, di mana 68–69 persen penduduk berada di usia produktif.
Ia menegaskan bahwa Kaltim harus menjadi daerah yang siap menyambut ledakan usia produktif, bukan hanya sebagai penonton dari pertumbuhan nasional. Dan untuk itu, dibutuhkan kerja terencana yang dimulai dari hal paling mendasar: data yang akurat dan lengkap.(Adv/dprdkaltim/yhon)