Barometerkaltim.id – Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur memang membutuhkan banyak tenaga kerja.
Masyarakat pun berbondong-bondong agar bisa terlibat dalam pembangunan tersebut, baik lokal maupun dari luar Pulau Kalimantan.
Namun niat hati ingin bekerja di IKN Nusantara, belasan pekerja berasal dari Pulau Jawa ini justru ditipu oleh oknum calo tenaga kerja di IKN.
Dilansir dari TribunKaltim.co, bermula dari iming-iming tawaran kerja di lokasi pembangunan IKN, sebanyak 12 orang dari Jawa Timur ini datang ke Balikpapan.
Namun sesampainya di sini, belasan pekerja tersebut justru ditipu oleh si calo. Alhasil mereka pun harus bertahan hidup dengan uang seadanya di Balikpapan.
Beberapa hari bertahan, mereka pun tak sanggup lagi lantaran sudah tidak ada biaya untuk bertahan hidup. Hingga akhirnya 12 orang pekerja ini mendatangi Polsek Pelabuhan Semayang untuk meminta bantuan pada Kamis malam (8/12/2022).
Oleh pihak pelabuhan, 12 pekerja ini diarahkan ke kantor Dharma Lautan Cabang Balikpapan untuk dipulangkan menumpang Kapal Dharma Ferry 7 tujuan Balikpapan-Surabaya.
“Tadi malam itu sekitar 12 orang kami dapat permintaan dari kepolisian. Bahkan kami coba kasih dispensasi harga tiket anak saja mereka tidak mampu. Mungkin tersisa Rp100 ribu aja kayaknya di kantongnya. Kami bantu sih, kami minta dibuatkan surat sebagai pertanggungjawaban saja. Jadi tadi malam kita naikkan di Kapal tujuan Surabaya,” ungkap Kepala Cabang Dharma Lautan Utama Balikpapan, Saleh ditemui di kantornya pada Jumat (9/12/2022).
Dari kejadian ini, Saleh mengatakan pemerintah setempat harusnya ikut berperan dalam menyuplai tenaga kerja di IKN. Jangan sampai warga lokal di Kaltim khususnya di Balikpapan justru menjadi penonton di daerahnya sendiri. Sebab pada kenyataannya gelombang tenaga kerja dari luar Pulau Jawa terus berdatangan untuk mengadu nasib di Kaltim.
“Ya paling minimal adalah pemberdayaan tenaga kerja lokal, tapi pada kenyataannya eksodus tenaga kerja dari luar. Masa sih untuk pelaksana kita tidak mampu, bahkan tenaga skill sekedar konstruksi kami pikir harusnya Balikpapan juga ada lah. Ini yang harus ditagih ke pemerintah pusat kepada kontraktor pelaksana,” pungkasnya.
Sementara itu Kapolresta Balikpapan, Kombes Thirdy V Hadmiarso mengatakan bahwa rombongan pekerja tersebut awalnya bekerja di IKN. Awalnya mereka ditawari gaji sebesar Rp 130 ribu sampai Rp 150 ribu per hari.
Namun pada kenyataannya mereka hanya terima Rp 90 ribu–Rp 100 ribu per harinya. Karena penghasilan berkurang ditambah kebutuhan hidup di Kaltim cukup besar, uang para pekerja pun menipis setelah tiga hari bekerja.
“Tiga hari kerja mereka di sana, terus mereka pinjam uang lagi kepada kepala rombongannya tapi nggak punya uang. Akhirnya kepala rombongannya itu menghilang entah ke mana,” ujarnya.
Dari situlah para pekerja mendatangi Polsek Semayang untuk meminta bantuan. Kemudian, oleh Kapolsek Semayang meminta bantuan kepada Dharma Lautan Utama cabang Balikpapan untuk memulangkan para pekerja tersebut.
“Dari Kapolsek Semayang koordinasi karena nggak punya uang akhirnya dibantu dengan Kepala Cabang Dharma Lautan itu, nah jam 3 pagi tadi kapal sudah menuju ke Surabaya,” pungkasnya.